E-learning dimaksudkan sebagai media pembelajaran bagi siapa saja. Bagi anda yang ingin berbagi informasi, anda dapat diberi hak untuk menjadi pengajar, sehingga anda dapat membuat dan mengelola suatu topik pembelajaran secara on-line. Bagi pengunjung yang lain, anda dapat mengakses materi pembelajaran yang sudah tersedia serta menjalin komunikasi dengan pengajar atau para pengunjung lainnya.

Sabtu, 31 Mei 2008

Lulus Vs Tidak lulus

Minggu-minggu ini adalah minggu yang berat bagi siswa kelas 3 SMP sekolah. tiga hari mengikuti UN, dengan pengawasan yang ketat, lalu masih harus mengikuti serangkaian uji praktek dan tes-tes lainnya. Galau, sebuah pertanyaan menggelitik.
“Lulus”, tiba-tiba menjadi kata yang begitu magis akhir-akhir ini. Kata ini telah membuat hampir seluruh siswa kelas enam dan tiga jenjang pendidikan dasar, dan menengah sulit tidur, para orang tua harap-harap cemas, para pendidik, merasa khawatir atas bekal pengetahuan yang berikan pada anak didiknya.
“Lulus” artinya telah menyelesaikan sebuah jenjang pendidikan, bisa segera melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan segudang makna lainnya.
Harus diakui banyak kendala baik yang bersifat kultural karena masyarakat kita belum terbiasa dengan kata “tidak lulus”, kendala psikologis akibat beban yang dianggap terlalu berat untuk menerima sebuah kegagalan, serta alasan ekonomi mengenai biaya pendidikan yang masih harus ditanggung untuk mengulang sekolah.
Meski demikian, ingin sampaikan di sini adalah, dengan segala keterbatasannya kebijakan pemerintah dalam hal standarisasi kelulusan telah berada pada alur yang benar. Seperti sebuah pepatah “Kegagalan adalah sukses yang tertunda”, Justru kegagalanlah yang membuat keberhasilan terasa labih manis dan berarti. Disamping itu, lebih baik mengetahui bahwa kualitas pendidikan kita mungkin rendah daripada berkubang dalam ilusi dan ketidak-tahuan tentang mutu pendidikan kita yang sebenarnya. Setidaknya kita tahu darimana kita harus memulai.*

Tidak ada komentar: